Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

istirahat itu di surga (renungan)

Istirahat Itu di Surga Saya tahu engkau lelah. Engkau sebagai orangtua pasti lelah. Membesarkan dan merawat anak bukanlah hal yang mudah. Mendidik dan membimbing anak pasti memerlukan kesabaran. Tiap orangtua terkuras pikirannya karena anak. Jangankan saat sakit, ketika anak sehat pun menjadi bahan pikiran. Jangankan dalam kondisi sedang tidak baik, meskipun lancar dan baik-baik saja, orangtua pasti yang terbayang adalah anak. Saya tahu, engkau sebagai orangtua pasti lelah. Engkau sebagai suami pasti lelah. Berjuang banting tulang peras keringat untuk menafkahi anak istri. Bahkan malam pun menjadi siang supaya keluargamu bahagia. Apalagi bukan hanya keperluan fisik yang mesti engkau penuhi, canda tawa dan adem ayem menjadi tugasmu untuk terwujud. Engkau, wahai suami , pasti lelah! Engkau sebagai istri pasti lelah. Pekerjaan rumah yang menjadi rutinitas tak bisa libur barang sehari. Tidak ada habisnya aktifitas di dalam rumahmu. Satu pekerjaan sudah selesai, artinya telah ditunggu 2,3 bahkan lebih pekerjaan lainnya. Istri , engkau pasti lelah! Engkau sebagai pejuang dakwah pasti lelah. Hampir setiap waktu, ada panggilan untuk berta'awun. Selalu saja ada ajakan ,”Ayo, kita bekerja-sama untuk membangun pondok!” . Waktumu teralokasikan di pendidikan, taklim, daurah, rapat-rapat, kepanitian ini dan itu. Iya, jalan dakwah yang engkau pilih memang membuat lelah. Memang, dunia ini melelahkan dan membuat penat. Capek dan membikin letih. Siapa saja pasti begitu. Orang baik dan orang jahat pun merasakan. Orang kafir ataupun yang beriman mengalami hal yang sama. Orang rajin itu lelah , bukankah orang malas pun lelah dengan kemalasannya? Bagaimana denganmu , kawan? Di pesantren, saya tahu engkau pasti lelah. Rutinitas di pesantren sungguh luar biasa. Namanya belajar pasti memeras energi. Belum lagi menghafal dan menghafal. Mengingat dan terus mengingat pelajaran. Dan itu bertahun-tahun berlangsung. Di pesantren, saya tahu engkau pasti capek. Tugas dan kewajibanmu tidak sedikit. Piket masak, piket kebersihan, piket jaga malam, piket menjamu tamu, kerjabakti, ngecor bangunan dan lain-lain. Sebelum shubuh mesti bangun, ketika malam segera tidur. Luar biasa lelahmu! Kadang , bahkan seringkali kita berpikir , “Kapan istirahatnya?”. Jawablah pada dirimu sendiri. Ajak hatimu berdamai dengan berkata ,”Istirahat itu di surga”. ooo___ooo Ada jenazah lewat. Nabi Muhammad lantas bersabda,  .“  مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ”  “ ( Mustariih ) Bisa jadi ia istirahat, ( Mustaraah minhu ) bisa jadi yang lain istirahat darinya” Sahabat bertanya kepada beliau, apa yang dimaksud mustariih dan mustaraah minhu . Nabi Muhammad menjelaskan , “Hamba yang beriman , bisa beristirahat dari lelah dan persoalan dunia menuju rahmat Allah. Adapun hamba yang jahat , manusia, bumi , pohon dan hewan bisa istirahat darinya” (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Qatadah) Hamba yang beriman barulah dapat merasakan istirahat setelah wafat. Ia telah terbebas dari penjara dunia.Ia lepas dari belenggu problematika kehidupan. Sepenuhnya ia dalam rahmat Allah. Selama masih hidup di dunia, mana ada kamus istirahat? Namun, untuk menikmati hakikat istirahat, berjuanglah menjaga keimanan. Supaya sejak nafas terakhir engkau hembuskan , sejak saat itulah engkau bisa menikmati istirahat. Al Waqidi (Futuhus Syam 1/33) menceritakan tahap demi tahap penaklukan wilayah Syam oleh panglima Khalid bin Walid. Di sebuah kesempatan , seorang jenderal perang , yaitu sahabat Dhirar bin al Azwar menyampaikan saran supaya Khalid beristirahat sejenak.Melihat lelahnya Khalid dan tenaga beliau yang dikuras, Dhirar semacam tidak tega. “Panglima , ijinkan saya yang memimpin untuk menyerang musuh sehingga Anda dapat istirahat sejenak”, kata Dhirar. Namun, Khalid menolak. Khalid memang capek. Khalid sangat lelah. Khalid tetap bersemangat untuk maju di medan laga. Namun, Khalid menitipkan pesan untuk kita melalui Dhirar. Apa pesan panglima Khalid kepada Dhirar? يَا ضِرَارُ الَّراحَةُ فيْ الْجَنَّةِ غَدًا "Dhirar, istirahat itu di surga kelak! “  Dalam Thabaqatul Hanabilah (1/293) Abul Husain Muhammad bin Muhammad (wafat 526 H) meriwayatkan tentang seorang tamu dari negeri Khurasan yang berkunjung menemui Imam Ahmad bin Hanbal. “Sengaja aku datang dari Khurasan untuk bertanya kepada Anda ; kapankah seorang hamba bisa merasakan nikmatnya istirahat?” , katanya. Imam Ahmad menjawab : “ عِنْدَ أَوَّلِ قَدَمٍ يَضَعُهَا فِي الَجَّنةِ” “Ketika pertama kali ia menapakkan kaki di surga” Marilah , kawan. Mari kita kurangi beban pikiran. Kita sedikitkan penat. Dengan mengingat bahwa hakikat istirahat itu di surga. Jangan berpikir bahwa di dunia ini kita bisa benar-benar istirahat. Kalau pun dikatakan istirahat, bukankah hanya sesaat? Dengan tidur , dengan bertamasya , dengan menjalani hobi atau dengan apapun cara yang dipilih. Apalagi mengambil jalan sesat untuk mencari istirahat. Dengan minuman keras,  dengan narkoba, dengan pergaulan bebas, atau cara-cara salah lainnya. Yakin saja bahwa mereka mustahil menemukan nikmatnya istirahat. Sebab, istirahat itu di surga. Musholla al Ilmu Pusdiklatmu 25 Mei 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

semaikanlah mereka! semangat mengajari al quran

Semaikanlah Mereka! Ibarat benih, anak-anak haruslah disemaikan. Agar tumbuh, berbunga, berbuah dan terus selalu berbuah, anak-anak harus dipilihkan lahan belajar yang baik. Mereka mesti dirawat dan diperhatikan. Perlakukanlah anak-anak sebagai manusia yang punya hati, keinginan, pikiran dan perasaan. Sebab, anak-anak kita bukan sebatang kayu atau sepotong ranting tak bernyawa. Mendidik anak perlu cara dan langkahnya. Mereka jelas berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki alam dan hawa hidup sendiri. Sebagai pendidik, tidak ada pilihan selain bersabar sambil berusaha memahami. Sehingga, seorang pendidik bisa maksimal mengarahkan dan membentuk mereka. Tugas ini sangat berat! Tidak bisa dipikul oleh seorang-seorang. Bisa dikata tugas ini begitu komplek, sehingga harus dipikirkan dan dikerjakan bersama. Tahapan paling mendasar adalah sadar sepenuhnya bahwa berkecimpung di dunia pendidikan anak adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Ingat, pendidikan anak yang saya maksud adalah pendidikan agama. Terkhusus al Quran dan hadits Nabi beserta seluruh perangkatnya. Bukan pendidikan duniawi! Mendidik anak belajar agama adalah jihad fi sabilillah. Nabi Muhammad bersabda : مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ "Barangsiapa masuk masjid kami ini untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, ibaratnya ia adalah seorang mujahid fi sabilillah" (HR Abu Dawud) Anda wahai, saudaraku! Selalulah menghadirkan niat bahwa ketika mempersiapkan materi pelajaran, Anda sedang berjihad. Saat berangkat ke lokasi belajar, Anda sedang berjihad. Apabila Anda menyapa dan berbicara dengan anak-anak didik, Anda sedang berjihad. Sewaktu Anda membantu mereka menulis atau melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, Anda sedang berjihad. Waktu dan hidup yang Anda habiskan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, artinya Anda sedang melaksanakan jihad fi sabilillah. Saudaraku, jangan lewatkan momentum indah dalam hidupmu! Momentum paling berkesan saat mendampingi anak-anak kecil itu untuk menapaki kehidupan dan menatap masa depan. Anda menjadi bagian terbaik dalam hidup mereka. Dan jangan lupa, mereka juga bagian terindah dalam hidup Anda. Semestinya satu sabda Nabi Muhammad sudah cukup bagi Anda untuk mengambil keputusan tanpa sedikitpun ragu. Tiada bimbang tersisa. Yakin memutuskan dan memilih jalan hidup, yakni mendidik anak-anak kaum muslimin. Resapi dan hayati sabda Nabi di bawah ini! Jangan bilang Anda punya hati jika tidak tergetar. Usah Anda bilang punya hati bila tak terguncang. "Sungguh! Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi semuanya, bahkan semut di sarangnya ,juga ikan-ikan, mereka menyampaikan doa-doa kebaikan untuk para pengajar kebaikan untuk umat manusia" Tidakkah Anda inginkan? Apakah Anda tak maukan? Hidup dalam naungan doa-doa kebaikan. Hidup dipenuhi doa-doa dari yang tidak pernah mampu kita ketahui seberapa banyak yang mendoakan. Indah dan damai nian hidup! Dalam doa-doa kebaikan. Saudaraku, tak seharusnya Anda menunggu diajak agar beranjak. Menanti diundang supaya temandang. Mengharap disertakan sehingga berjalan. Jangan! Jangan demikian! Mulailah dari diri Anda! Lahirkan sebuah kesadaran bahwa mendidik anak-anak adalah perjuangan suci. Mendidik anak-anak merupakan tugas mulia. Jangan bosan! Jangan jenuh! Jangan mudah mengeluh! Nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran. Hadits di atas adalah motivasi bagi Abu Abdurrahman as Sulami untuk menghabiskan umur mengajarkan al Quran. Ketahuilah bahwa al Quran yang kita baca saat ini sampai kepada kita melalui jalur beliau. Beliau sepanjang umur mengajar al Quran di masjid Kufah dan berkata, "Hadits di atas lah yang membuat saya senang hati berada di sini" Nafi' bin Abdurrahman al Madani selama 70 tahun mengajarkan al Quran. Membimbing umat agar bisa membacanya. Abu Manshur al Khayyath bersabar menjadi pendidik. Beliau dipuji oleh adz Dzahabi, "Duduk mengajarkan al Quran sepanjang umur. Sudah banyak orang membaca al Quran dengan beliau" Abu Manshur adalah figur pendidik yang penyabar. Buktinya? Beliau menuntun orang-orang buta sampai bisa mengkhatamkan al Quran. Jumlah orang buta yang dituntun mencapai 70.Adz Dzahabi memuji, "Orang yang mentalqin / menuntun 70 orang buta, maka telah banyak berbuat baik" Saudaraku, marilah bersabar menjadi pengajar! Ayolah berlapang dada saat mendampingi anak-anak didik. Lemah lembut lah! Sayangi dan kasihi mereka! Jangan kasari mereka! . Jauhkan dari sikap kaku! Jangan membuat mereka lari dari belajar! Jangan menjadikan mereka benci untuk belajar! Semoga tiba saatnya ketika : Anak-anak yang kini dianggap nakal, dibilang usil, dikata jail, dan susah diatur... Anak-anak yang pernah ngompol di kelas, tertidur di atas meja dan berbaju penuh keringat... Anak-anak yang sekarang ini kadang menangis, senang teriak-teriak dan melompat-lompat... Anak-anak yang kadang terlambat datang, tidak mengerjakan PR dan susah mengerjakan soal ujian.... Anak-anak yang cadel lidahnya, hafalannya lambat dan lemah dalam mengingat... Insya Allah akan tiba saatnya ketika ; mereka dinyatakan selesai menempuh pendidikan, menjadi imam shalat dengan fasih, mengajarkan kitab-kitab ulama...anak-anak kecil kini, esok hari menjadi pelita umat, mercusuar ilmu dan penuntun dalam gelapnya kehidupan. Saat mereka telah menjadi pejuang dakwah, di sana Anda bisa berharap pahala yang terus mengalir walau Anda telah berkalang tanah. Sebab, Anda telah menebar bibit kebaikan, menyemai benih ilmu yang bermanfaat. Maka, semaikanlah mereka! Anak-anak kita. Jika Anda bisa mengajar, kenapa Anda berpikir yang lain! Baarakallahu fiikum Kaki Gunung Gede 04 April 2021 Sumber : https://t.me/anakmudadansalaf/120
4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

refleksi kaum menua

Refleksi Kaum Menua فيَا لَيتَ الشّبابَ يَعُودُ يَوْماً .. فأُخبرَهُ بمَا فَعَلَ المَشيبُ Bait syair ini menjadi kenangan indah bagi pecinta ilmu Nahwu.Setiap pelaku nahwu tentu ingat dan akan terpahat di hatinya. Walau bait syair di atas diulas secara aspek nahwu,namun makna yang ditiupkannya sangat mengena. Kurang lebih arti syair di atas seperti ini : "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja" "Ingin rasanya bercerita betapa berat derita di masa tua" Menelusuri sejarah dan asal muasal bait ini,kita diajak untuk mengenal seorang pujangga tersohor di masa kekhilafahan Abbasiyyah. Iya...Abul 'Atahiyah adalah pujangga yang menyusun sederet bait yang salah satunya adalah bait di atas. Lengkapnya demikian : بكيْتُ على الشّبابِ بدمعِ عيني .. فلم يُغنِ البُكاءُ ولا النّحيبُ فَيا أسَفاً أسِفْتُ على شَبابٍ .. نَعاهُ الشّيبُ والرّأسُ الخَضِيبُ عريتُ منَ الشّبابِ وكنتُ غضاً .. كمَا يَعرَى منَ الوَرَقِ القَضيبُ فيَا لَيتَ الشّبابَ يَعُودُ يَوْماً .. فأُخبرَهُ بمَا فَعَلَ المَشيبُ Kalau boleh diterjemahkan bebas akan seperti ini : "Aku tangisi masa muda dengan cucuran air mata. Walau tangisan dan ratapan tak mungkin mengubahnya" "Duh, betapa sedihnya mengingat masa muda Usia tua dan rambut yang telah disemir meratapinya" "Telah hilang masa muda padahal dahulu aku kuat perkasa Seperti gugur dedaunan dari dahannya" "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja Ingin rasanya bercerita betapa berat di masa tua" ____ Abul 'Atahiyah bernama lengkap Ismail bin Qasim bin Suwaid bin Kaisan al Anazi. Ad Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala menyebut beliau sebagai . pemuka para pujangga dan sastrawan saleh yang sulit dicari tandingannya. Ibnu Abdil Barr mengumpulkan dan menghimpun karya-karya dan cerita-cerita tentang beliau. Melihat kisah hidupnya, bait-bait syair di atas pantas saja kuat menghantam angan-angan kita.Secara tepat mewakili apa yang banyak dirasakan oleh mereka kaum yang semakin menua. Kenapa? Rupanya, waktu muda Abul 'Atahiyah dihabiskan untuk kenakalan.Masa lalunya berisikan cerita-cerita kelam dan gelap. Ketika telah lanjut usia, Abul 'Atahiyah memilih jalur ibadah.Beliau lalui hari-hari dengan kezuhudan. *____* Belasan bahkan puluhan tahun dihabiskan sia-sia.Hanya harta,harta dan harta.Mengejar karir dan jabatan.Rela diperbudak demi kedudukan. Apakah engkau belum merasa lelah? Apakah tidak cukup engkau menanggung payah? Apakah engkau tidak jenuh dan penat? Di kantor.Di pabrik.Politik.Di kapal.Di atas kereta.Di dalam bis.Di area tambang.Disibukkan dengan konflik,konflik dan konflik.Dibingungkan oleh intrik,intrik dan intrik. Ubanmu telah mendominan.Sudah mulai engkau pelupa.Tulangmu tak sekokoh dahulu. Apa lagi yang engkau cari?Berapa banyak waktu yang telah engkau berikan untuk keluarga? Untuk istrimu? Untuk anak-anakmu? Untuk orangtua mu? Dan.... Berapa bagian hidupmu yang engkau persembahkan untuk Rabb-mu? Untuk Allah Ta'ala? Dia-lah yang telah menciptakanmu dan melimpahkan karunia dan rejeki untukmu. Ah....engkau lupakan Dia yang selalu ada dalam hidupmu? Engkau abaikan Dia,padahal Dia selalu mencurahkan nikmat untukmu? Refleksi untuk kaum yang semakin menua *____* Dek,cobalah bertanya kepada orang tua-orang tua di sekitar kita! Apa pesan dan wejangan mereka untukmu yang masih muda. Saya yakin,jawaban mereka sama : "Andaisaja masa muda bisa kembali satu hari saja Ingin rasanya bercerita betapa berat di masa tua" Berat karena tiada ilmu agama.Berat sebab masa muda terbuang sia-sia.Berat dikarenakan mustahil untuk kembali muda. Baarakallahu fiikum (Sambil menunggu kaum muda bersama kaum tua mengerjakan ujian Nahwu. Di Musholla Al Ilmu Pusdiklatmu) Antara Maghrib-Isya'.18/03/21 https://t.me/anakmudadansalaf/108
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bercermin pada jati diri

TAHUKAH ANDA? Imam az Zuhri jika berada di rumah,kitab-kitab diletakkan di dekatnya. Beliau habiskan waktu untuk membaca dan menelaah.Tidak tergoda untuk kesibukan dunia. Suatu hari,istrinya berujar,"Demi Allah! Kitab-kitab ini lebih berat aku rasakan jika dibandingkan punya 3 orang madu" (Wafayatul A'yan karya Ibnu Khalikan 3/317) . Dari Kutub wa Rasail As Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad ------------------------ Bercermin Pada Jati Diri Jati diri seseorang tidak dapat dinilai dalam waktu singkat. Hanya mengenal beberapa saat, bagaimana mungkin sudah diberi penilaian akhir? Umar bin Khattab saja meletakkan konsep untuk mengenal jati diri seseorang dengan dua hal. Sudahkah engkau bepergian jauh dengan orang itu? Sudah lamakah engkau hidup bertetangga dengannya? Iya, benar!  Watak asli seseorang akan terlihat dalam perjalanan. Pun jelas tampak setelah hidup berdampingan sebagai tetangga. Dermawan atau pelit. Sabar atau temperamen. Malas atau rajin. Perhatian atau egois. Bijak ataukah serampangan. Lembut ataukah kasar. Dan watak manusia lainnya akan tersingkap. Dek, dalam situasi normal, semua bisa saja terlihat baik.Pada kondisi biasa,semua orang nampak bagus. Namun,apakah hidup ini akan selalu normal? Pasti terus menerus biasa? Tentu tidak! Pasti ada saat-saat sulit.Waktu-waktu susah.Kondisi darurat.Suasana luar biasa.Tidak biasanya.Bukan normal yang kita kenal. Disitulah,Dek! Watakmu akan terbuka terang.Jati dirimu tersingkap. Apa contohnya? Memberi dan berbagi. Saat engkau sedang memiliki banyak sesuatu.Engkau punya harta berlebih.Uangmu surplus.Stok makanan berlimpah.Lalu engkau memberi dan berbagi kepada yang lain,itu banyak orang bisa melakukan. Tetapi,saat engkau sedang tak punya.Ketika engkau sendiri lagi membutuhkan.Engkau sendiri sedang kesulitan. Di sini jati dirimu akan terbuka? Engkau dermawan dengan tetap berbagi.Ataukah engkau si kikir itu yang untuk memberi masih berpikir. Al Qurthubi dalam tafsir (18/19) menyebutkan tentang Aisyah,ibunda kita,yang sedang berpuasa hari itu.Tidak ada makanan untuk berbuka kecuali sepotong roti kering.Datang pengemis meminta. "Berikan roti kering ini untuknya!",perintah Aisyah kepada pembantunya. Pembantunya keberatan dan berkata,"Anda tidak punya makanan berbuka nantinya" Aisyah tetap memerintahkan untuk memberi si pengemis itu. Petang hari,ada tetangga datang memberi hadiah daging kambing dengan roti gandum. Kata Aisyah kepada pembantunya,"Ayo kita makan.Menu ini lebih baik dari sepotong roti keringmu"  Ibnu Katsir dalam tafsirnya (4/338) menyebutkan cerita Khudzaifah al Adawi di perang Yarmuk. Seusai pertempuran,ia mencari sepupunya yang ternyata terbaring penuh luka.Sambil membawa air minum ia ingin memberikan kepada sepupunya.Namun,terdengar suara kesakitan.Sepupunya meminta agar air minum itu diberikan kepada orang lain yang bersuara kesakitan tersebut. Khudzaifah membawa air minum itu kepada orang tersebut.Ketika akan minum,terdengar lagi suara orang lain yang kesakitan.Orang kedua meminta agar air minum itu diberikan saja kepada orang ketiga yang sedang terluka parah. Khudzaifah membawa air minum ke orang ketiga.Sesampainya ternyata ia telah gugur.Ia kembali ke orang kedua,rupanya sudah gugur juga.Cepat-cepat ia menemui sepupunya yang ternyata pun telah gugur. Luar biasa! Dalam kondisi seperti itu,masing-masing tetap ingin mendahulukan orang lain. Al Qurthubi juga menyebutkan kisah dari Abul Hasan al Anthoki. Beliau bersama tiga puluh orang lebih sedang berada di perkampungan Rayy.Hanya ada beberapa potong roti yang jelas tidak dapat mengenyangkan mereka. Sepakat! Roti-roti itu dipotong-potong kecil.Mereka duduk berkumpul jadi satu.Lampu dimatikan supaya tidak sungkan makan. Beberapa waktu kemudian setelah lampu dinyalakan,roti-roti itu masih utuh.Tidak berkurang sedikitpun.Masing-masing mengalah dan berpikir agar temannya saja yang makan. Subhanallah!Akhlak luar biasa. Dek,tulisan ini jangan jadikan alasan menilai orang lain.Tulisan ini untuk instropeksi diri sendiri.Nilailah dirimu sendiri! Untuk berbenah. Saat orang lain kelelahan,engkau bangkit melayani. Saat orang lain malas,sendiri engkau rajin. Saat orang lain pesimis,engkau bertahan dalam optimis. Saat orang lain menyerah,engkau pantang mundur. Saat orang lain diam,engkau tetap semangat bergerak. Siap berjuang dan berkorban walaupun situasi sulit dan rumit. Bukan karena ingin dipuji.Bukan karena iming-iming janji duniawi.Bukan karena berharap hadiah itu dan ini. Engkau lakukan itu untuk ridha ilahi. Semangat piket dan melayani! Baarakallahu fiikum Di Pendopo Lendah.Pagi masih suasana hujan dari semalam. Rabu 10 Feb 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

harga diri anak muda

 .Harga Diri Anak Muda Al Fudhail bin Iyadh agak heran bertanya kepada Ibnul Mubarok,"Kamu aneh. Kamu mengajak hidup zuhud, apa adanya dan secukupnya" "Lalu engkau sendiri belanja barang dagangan dari Khurasan untuk dijual di Mekkah?", lanjut Al Fudhail. Apa jawab Ibnul Mubarak? Beliau menjelaskan,"Kawanku Abu Ali, saya lakukan itu untuk menjaga wajahku, merawat kehormatanku dan membantuku beribadah kepada Rabb-ku" (Tarikh Baghdad 10/160) Salaf kita, mereka semangat dalam bekerja. Ada usaha yang digeluti. Punya profesi yang ditekuni. Mereka tidak duduk berpangku tangan. Siapa yang tak kenal Ibnul Mubarak? Ulama besar di masanya. Ahli ibadah terkenal di zamannya. Singkat kata, sampai dikatakan, tidak ada amal ketaatan melainkan beliau menjadi ahlinya. Ibnul Mubarak menjelaskan bahwa usaha dagangnya dilakukan untuk 3 tujuan ; menjaga wajah agar tidak malu karena berharap diberi dan tidak ingin bergantung pada pemberian orang. Kehormatan dan harga diri juga dipertimbangkan, kenapa mesti bekerja. Bukankah dengan berpenghasilan sendiri, kehormatan dan harga diri kita tidak akan diusik? Tidak akan disinggung-singgung? Alasan ketiga yang disampaikan Ibnul Mubarak harus diingat, yaitu agar bisa ber-ibadah kepada Allah. Diakui dan disadari bahwa banyak bentuk ibadah yang barulah dapat terlaksana jika memiliki kemampuan finansial. Bukankah banyak program ibadah dan dakwah yang terikat dengan pembiayaan? Memerlukan dana. Namun, pesan Ibnul Mubarak juga tidak boleh diabaikan. Bekerja itu agar bisa beribadah. Sehingga, jika bekerja justru mengganggu ketenangan ibadah, mengurangi dan merusak ibadah, jangan dilanjutkan. Lakukan evaluasi. Beranilah ambil keputusan untuk berhenti pada titik yang tidak mengganggu ibadah. Dek, Islam tidak membenarkan pengangguran. Tidak ada istilah berdiam diri. Apalagi menunggu dengan pasif. Lebih-lebih lagi berharap bantuan, bantuan dan bantuan. Kenapa hidup berpikir untuk dibantu? Kapan membantu? Berharap diberi, kapan memberi? Berharap dibagi, kapan berbagi? Nabi Muhammad bersabda,  لأن يأخذ أحدكم حبله فيحتطب على ظهره خير من أن يأتي رجلا أعطاه الله من فضله فيسأله ، أعطاه أو منعه Artinya : Sungguh! Lebih baik kalian membawa seutas tali lalu mencari kayu bakar, dipanggul di punggung untuk dijual, daripada mendatangi seseorang yang Allah luaskan rezekinya untuk meminta bantuan. Diberi ataukah tidak" HR Bukhari Muslim Itulah, Dek! Jiwa petarung seorang pemuda. Proporsional dalam segala hal. Ibadah semangat. Thalabul ilmi tidak kenal lelah. Aktif dan kreatif dalam bekerja. Semua jalan kebaikan ditempuh. Apalagi bagimu yang memiliki tanggungan. Beban keluarga. Jangan malu untuk bertanya kepada yang lebih berpengalaman. Amanah dan terpercaya. Jangan lupa juga untuk berdoa. Bertawakkal kepada Allah Ta'ala. Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah lah yang memberi kecukupan untuknya. Di Pendopo Lendah 31 Januari 2021 Abu Nasim Mukhtar https://t.me/anakmudadansalaf/82
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apabila 2 pihak berselisih dari kalangan salafy

APABILA BERSELISIH DUA ORANG DARI KALANGAN SALAFIYYIN وإذا اختلف اثنان من السلفيين وصية سماحة الشيخ العلامة المحدث : ربيع بن هادي المدخلي - حفظه الله - لطلاب العلم السلفيين Wasiat Samahatusy Syaikh Allamah Al-Muhaddits Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidzohulloh kepada para penuntut ilmu salafiyyin الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد :  .فإني أوصي نفسي وإياكم: ▪بتقوى الله عز وجل، ▪والإخلاص له في كل قول وعمل، ▪والالتزام الصادق بكتاب الله وبسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم. Maka sesungguhnya aku mewasiatkan kepada diriku dan kalian agar : * Bertakwa kepada Allah * Ikhlas untuk Allah pada setiap ucapan dan perbuatan * Berpegang teguh dengan jujur dengan kitab Allah dan sunnah Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam والثبات على ذلك. وتعلم العلم النافع المستمد من كتاب الله ومن سنة رسول الله الذي يساعدنا على هذا الثبات وعلى الاستقامة على دين الله الحق. * Kokoh di atasnya * Mempelahari ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari kitab Allah dan sunnah Rasululloh yang bisa membantu kita untuk kokoh dan istiqomah di atas agama yang haq  وأوصي أبنائي وإخواني: بطلب الحق والبحث عنه في كل قضية من القضايا,  سواء كانت اتفاقية أوكانت اختلافية, Dan aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku : * Untuk senantiasa mencari al-haq pada setiap urusan dari urusan yang ada * Sama saja perkara yang disepakati atau perkara yang diperselisihkan  فالمؤمن الذي يريد وجه الله والدار الآخرة *لا ترتاح نفسه ولا يستريح ضميره إلا بعد أن يصل إلى الحق, أن يصل إلى الحق Maka seorang mukmin yang menginginkan wajah Allah dan negeri akhirat tidak akan tenang jiwanya dan bathinnya kecuali setelah ia sampai pada al-Haq ولا سيما في قضايا الخلاف وفي أوقات الفتن, فلا يتحرك أي حركة  على أساس إلا الحق وعلى علم وبصيرة, Terlebih lagi pada perkara-perkara yang diperselisihkan dan pada masa-masa fitnah maka ia tidak bergerak sedikitpun kecuali di atas pondasi kebenaran dan di atas ilmu dan bashiroh  *وإذا اختلف شخصان:* ولو كان أبوه أو شيخه Dan apabila berselisih dua orang ; walaupun ayahnya atau syaikhnya 🔺 *فلا يجوز له أن ينحاز له أو عليه حتى يدرس الأمور ويعرفها على حقيقتها تماما,* 🔺 *ثم بعد ذلك يحدد موقفه ويقف إلى جانب الحق الذي تبين له,* Maka tidak boleh baginya untuk condong kepadanya atau langsung memusuhinya sampai dia mempelajari masalahnya dan sampai dia mengetahui sesuai dengan hakikat sesungguhnya Kemudian setelah itu barulah dia menentukan sikapnya dan berdiri bersama al-haq yang jelas baginya ❗هذا الذي يجب على المسلم Ini yang wajib atas muslim  وما عدا ذلك فإنه من آساليب الجاهلية ومن التعصبات الباطلة الجاهلية, لا تليق بمسلم ولا يجوز أن يسير على هذا الدرب السيئ. Adapun selain itu maka ini termasuk cara cara jahiliyyah dan termasuk fanatisme bathilah jahiliyyah , tidak pantas bagi seorang muslim dan tidak boleh baginya untuk berjalan di atas tangga yang jelek ini فيا أبناءنا ويا إخواننا: أوصيكم بتقوى الله , وأوصيكم بما ذكرت: ❗من حب الحق وتطلبه في مظانه ومواطنه *حتى تصل إلى الحقيقة.* Maka wahai anak-anakku dan wahai saudara-saudaraku Aku wasiatkan bagi kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan aku wasiatkan terhadap apa yang telah aku sebutkan : Berupa : Mencintai kebenaran dan mencarinya dari sumber-sumbernya sampai dia sampai pada hakikat kebenaran itu وأوصي أبنائي وإخواني: ❗باحترام المنهج السلفي والثبات عليه, ❗واحترام علمائه, وإذا قالوا حقا فلا يجوز مخالفتهم Maka aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku ; Untuk memuliakan manhaj salafi dan kokoh di atasnya serta memuliakan ulama-ulamanya ; Apabila mereka mengucapkan kebenaran maka tidak boleh menyelisihi mereka إذا تكلموا في قضية وساقوا عليها الأدلة فلا عذر لأحد في مخالفتهم، ولا يجوز لأحد أن يتوقف أويحايد فإن هذا فعل أهل الأهواء الساعين في إسقاط المنهج السلفي وإسقاط علمائه. Apabila mereka berbicara tentang suatu perkara dan menyebutkan padanya dalil dalil maka tidak ada udzur bagi seorangpun untuk menyelisihi mereka dan tidak boleh bagi seorangpun untuk tawaqquf (diam) atau netral dikarenkan ini merupakan perbuatan Ahlul Ahwa yang terus berusaha untuk menjatuhkan manhaj salaf dan ulamanya ❗وفي قضايا الجرح والتعديل: ▪يكفي في الجرح أن يصدر من عالم واحد, ▪ويكفي في التعديل أن يصدر من عالم واحد، Dan di dalam permasalah Al-Jarh dan Ta'dil * Cukup pada bab Al-Jarh jarh seorang alim * dan cukup pada bab Ta'dil ta'dil seorang alim *فإذا اختلف عالمان صادقان معتبران منزهان عن الهوى في شخص ما* :  فإن الواجب على من عداهما من حملة العلم أن يتبينوا من الجارح ويطلبوا منه الدليل، فإذا قدم الدليل فيجب عليهم التسليم بهذا الدليل والتسليم بهذه الحجة. Dan apabila ada berselisih dua alim yang jujur , diakui keilmuannya , jauh dari hawa nafsu pada seseorang ; Maka wajib bagi selainnya dari kalangan pembawa ilmu untuk meminta kejelasan dari pihak yang menjarh dan menuntut darinya dalil . Apabila dia telah membawakan dalil maka wajib bagi mereka untuk menerima dalil dan hujjah tersebut فإذا عارض المعدل أو غيره فإنه يسقط,-هذا الذي يرد الحجة يسقط على أم رأسه- وتسقط عدالته ولا يؤتمن على دين الله, لو أن عالما واحدا جاء بالحجة والبرهان وخالفه العشرات بالباطل وبالكذب وبالحيل فلا يسمع لهم Apabila menentangnya seorang yang menta'dil atau selainnya maka dia jatuh - orang yang menentang hujjah akan jatuh tersungkur - dan jatuh 'adalahnya (kompetensi) serta tidak dipercaya atas agama Allah Seandainya seorang alim datang membawa hujjah dan burhan sedangkan menyelisihnya puluhan dengan kebathilan , kedustaan dan tipu daya maka mereka tidak didengar هذه قواعد الجرح والتعديل المقعدة في الجرح والتعديل التي تلزمنا في مثل هذه الفتن Ini adalah kaedah-kaedah jarh wa ta'dil yang telah ditetapkan dalam ilmu jarh wa ta'dil yang wajib menyertai kita pada waktu waktu fitnah seperti ini فإنسان يجرحه عشرات العلماء ويسوقون الحجج الواضحة على باطله وآظاليله وفتنته، *ثم لا يسمع لهم بعض الناس بحجة أنه ما تبين الحق,هذا أمر لا يجوز, لا يجوز في دين الله*. Maka apabila ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama yang mereka mengemukakan hujjah yang jelas atas kebathilannya dan fitnahnya namun kemudian sebagian manusia tidak mendengarkan mereka dengan alasan bahwa al-haq belum jelas bagi mereka maka ini perkara yang tidak boleh ; tidak boleh pada agama Allah إذا فلنأت إلى كتب الجرح والتعديل ونقف عند كل ترجمة ونقول: "والله ما تبين لي". Kalau begitu ketika kita membaca kitab Jarh wa Ta'dil pada setiap biografi akan kita nyatakan : " Demi Allah , perkaranya belum jelas bagiku " ونقف عند كل عقيدة ونقول: "والله ما تبينت لي" . Dan kita akan mengatakan pada setiap pembahasan akidah : " Demi Allah belum jelas bagiku " الخلاف بين الروافض والسلفيين، أو بين الروافض والجهمية، أو بين السلفيين والمعتزلة، أوبين السلفيين والخوارج، أو بين السلفيين والمرجئة، أو بين السلفيين والصوفية, يقول الواحد: " والله ما تبين لي" ما يقبل منه هذا الأسلوب, Terjadi khilaf antara syiah dan salafiyyin , antara syiah dan jahmiyyah , antara salafiyyin dan mu'tazilah , antara salafiyyin dan khawarij , antara salafiyyin dan murjiah , antara salafiyyin dan shufiyyah , maka akan berkata salah seorang : " Demi Allah , tidak jelas bagiku " tidak diterima darinya cara seperti ini وإذا اختلف اثنان من السلفيين*: والحجة مع أحدهما فيجب الوقوف إلى جانب صاحب الحجة. Dan apabila berselisih dua orang dari kalangan salafiyyin sedangkan hujjah berada diantara salah satunya maka wajib berdiri bersama orang yang memiliki hujjah فأوصيكم بتقوى الله، وأوصيكم بالعدل والإنصاف والبعد عن التعصبات العمياء واتباع الهوى: Maka aku wasiatkan kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat adil , inshof serta menjauhi fanatisme buta dan mengikuti hawa nafsu { وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ } ﴿القصص:٥٠﴾ " Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah " (Al-Qashshos : 50) ❗ورد الصدق جريمة:  فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءهُ ﴿الزمر:٣٢﴾ Dan menolak kejujuran merupakan tindakan kejahatan : " Maka siapakah yang lebih dzolim daripada orang yang berdusta atas Allah dan mendustakan kejujuran ketika datang kepadanya " (Az-Zumar:32)  التكذيب بالحق من شأن أهل الضلال من شأن الكفار من شأن الروافض, يقول شيخ الإسلام في وصف الروافض: "ل يس هناك طائفة ترد الصدق، وتصدق الكذب مثل الروافض" Mendustakan al-Haq termasuk sifat para pengusung kedustaan , termasuk sifat orang-orang kafir , termasuk sifat orang-orang syiah rofidhoh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata mensifati syiah rofidhoh : " Tidak ada disana kelompok yang menolak kebenaran dan membenarkan kedustaan semisal syi'ah rofidhoh " فالآن يجب على من ينتهج المنهج السلفي: أن يربأ بنفسه عن سلوك هذه المذاهب الفاسدة، *التعصب الأعمى التعصب الجاهلي ورد الحق من أجل فلان وفلان*، Maka wajib bagi seorang yang bermanhaj dengan manhaj salafi menjauhkan dirinya dari menempuh jalan ajaran-ajaran yang rusak ini dan menolak kebenaran dikarenakan fulan dan fulan  والله لو كان من كبار العلماء ومن كبار أئمة السنة وأخطأ لما يجوز لك أن ترد الحق, كيف بالجهلاء والمعروفين بالكذب والمعروفين بالفتن, كيف تقف إلى جانبهم؟ Demi Allah seandainya ada kibar ulama dan kibar imam-imam sunnah melakukan kesalahan maka tidak boleh ditolak kebenaran Maka bagaimana dengan orang-orang jahil dan dikenal dengan kedustaan dan fitnahnya , Bagaimana bisa engkau berdiri bersama mereka ?? هذا ما لا يليق بمسلم فضلا عن السلفي, Ini tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim terlebih lagi seorang salafi ما معنى الدعوة السلفية إذا كنت تتعصب بالجهل والهوى؟ Dan apa makna dakwah salafiyyah apabila engkau fanatik dengan kebodohan dan hawa nafsu ?? ما معنى هذا؟ بارك الله فيكم Apa makna ini ?? Baarokallohu fiikum دعوها فإنها منتنة, وابحثوا عن الحق وخذوا به واشهدوا به ولو على أنفسكم أو الوالدين أوالأقربين، Tinggalkanlah ini semua karena sesungguhnya ini adalah perkara busuk , Carilah kebenaran , Ambilah dia dan persaksikanlah kebenaran tersebut walaupun bersebrengan dengan kalian atau orang tua dan kerabat-kerabat kalian قال الله تبارك وتعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاء لِلّهِ وَلَوْ عَلَى أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأَقْرَبِينَ ﴿النساء: ١٣٥﴾ Allah Ta'ala berfirman : " Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang orang yang menunaikan keadilan sebagai saksi saksi bagi Allah walaupun atas diri-diri kalian , orang tua serta kerabat-kerabat kalian " فإذا جاءك علماء يا أخي ولو عالم واحد ولو عالمين لو ثلاثة جاءك بالحق فلا يجوز لك أن تردد في قبوله، جاءك بالحق المقرون بالحجة والبرهان Apabila datang kepadamu ulama wahai saudaraku walaupun seorang alim atau dua orang atau tiga orang , dia datang dengan membawa kebenaran maka tidak boleh bagimu untuk ragu dalam menerimanya ; datang kepadamu dengan membawa al-haq disertai hujjah dan bukti  إذا جاءك بس بمجرد ادعاءات فلا تقبل, *لكن* إذا جاءك بالحق المقرون بالحجة والبرهان فإن ردك له رد للصدق وتكذيب بالصدق وتكذيب بالحق, ولا أظلم ولا أجهل ممن هذا حاله. Namun apabila datanh kepadamu seorang hanya membawa pengakuan maka jangan engkau terima Akan tetapi ketika dia datang dengan membawa kebenaran disertai dengan hujjah dan bukti maka penolakanmu kepadanya adalah bentuk penolakan dan pendustaan atas kejujuran dan pendustaan terhadap al-haq Dan tidak ada yang lebih dzolim dan lebih jahil daripada seseorang yang seperti itu keadaannya  أسأل الله أن يوفقنا وإياكم جميع لاتباع الحق، وأن يبعد عنا الفتن وأن يؤلف بين القلوب على الحق , أسأل الله أن يحقق ذلك, إن ربنا لسميع الدعاء, Aku memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada kami dan kalian semuanya untuk mengikuti kebenaran serta agar Allah menjauhkan dari kami fitnah-fitnah dan melembutkan hati hati di atas hal itu Aku memohon kepada Allah agar Allah merealisasikan hal tersebut Sesungguhnya Rabb kami Maha Mendengar doa وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم. http://ar.alnahj.net/audio/1532 Wa tullab Al-Bayyinah @Forum_IlmiyahKaranganyar Sumber gambar : Pixabay
4 tahun yang lalu
baca 12 menit