Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

untukmu yang bertekad taubat

Untukmu Yang Bertekad Taubat Bertaubat artinya bertekad untuk berbenah diri. Bukan hanya ingin, namun mesti bertekad kuat. Kenapa harus ada tekad? Kenapa mesti berkemauan bulat? Sebab, bertaubat itu berat. Berpisah dan meninggalkan kebiasaan yang telah menjadi pola hidup itu berat. Kebiasaan merokok, kebiasaan ghibah, kebiasaan menipu, kebiasaan begadang malam tak bermanfaat, kebiasaan bermusik, kebiasaan tanpa batas wanita dan pria, kebiasaan mencuri, kebiasaan berbohong, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Apalagi jika kebiasaan itu seolah-olah menjadi tumpuan hidup. Seperti kebiasaan ribawi. Berhutang untuk usaha dengan cara riba. Atau bekerja di tempat ribawi. Atau bekerja yang haram. Berat. Sehingga, kemauan untuk bertaubat diuji dengan sesak dan sempitnya dada. Diuji dengan cemoohan dan ejekan orang. Diuji dengan godaan dan rayuan. Supaya tetap dengan kebiasaan lama yang buruk. Ada-ada saja ketakutan yang dihembuskan setan. Takut miskin lah, takut kelaparan lah, takut dikucilkan lah, takut tidak punya teman lah, takut dibilang ini dan dikata itu lah. Ingat, itu batu ujian! Lewati dan lompati saja. Ingat kata-kata Ibnul Qayyim berikut ini! "Mula-mula, orang bertaubat itu pasti mengalami tekanan dan kesempitan hati. Bisa berujud resah, galau, sesak, atau sedih. Sebabnya? Ia "terluka" karena putus dari kebiasaan yang ia sukai." Namun, yakinlah bahwa proses itu akan berakhir indah. Allah mencintai hamba yang bertekad taubat. Jika Allah telah mencintai, apa lagi yang ditakuti? Apakah tersisa alasan untuk bersedih? Jika Allah telah mencintai, percayalah bahwa kedamaian dan kebahagiaan adalah jalanmu. Dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim melanjutkan,  ."Orang bijak pasti mengerti ; bahwa seusai tekad bertaubat, kelezatan hidup yang akan dirasa, sebanding dengan sesaknya dada. Semakin sesak dan sempit prosesnya, niscaya semakin bertambah sempurna dan utuh lezatnya" ( Ibnul Qayyim, Thariqul Hijratain, hal 242 ) Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam memilih jalan. Sebab, kini di hadapanmu ada persimpangan. Arahnya bercabang. Jangan salah langkah! (Refleksi Buatmu Anak Muda, Lendah 27 Juli 2021) t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

risalah untukmu anak muda ; calon pemimpin

Risalah Untukmu Anak Muda . Calon Pemimpin Ibnu Abdil Barr pernah menjabat sebagai hakim di Lisbon (saat ini Portugal). Lahir tahun 368 H atau 978 M di Cordoba (sekarang Spanyol). Beliau ulama ahli fikih, ahli hadits, ahli sejarah, dan tokoh terkemuka dalam madzhab Maliki. Sejumlah ulama memposisikan beliau sebagai ulama Islam yang tak tertandingi dalam sejarah Andalus. Ibnu Abdil Barr menulis sebuah kitab berjudul “Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi”. Beliau berbicara tentang definisi ilmu, keutamaan ilmu, pengorbanan dalam proses pencariannya, etika belajar dan mengajar, hingga pernak-pernik dalam pengamalan ilmu. Pantas saja jika kitab tersebut diberi judul seperti tersebut di atas yang bisa diartikan, “Himpunan Keterangan Tentang Ilmu dan Keutamaannya”. Kitab ini sayang dilewatkan untuk dibaca. Menarik untuk dikaji. Referensi penting dalam thalabul ilmi. Karena beliau menyebutkan riwayat hadits Nabi dan atsar dari Salaf. Termasuk tentang anak muda yang harus dan mau tidak mau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Tulisan ini sendiri bermula dari usaha memotivasi siswa-siswa di sini dengan menyampaikan ; Kalian adalah calon pemimpin. Maka, berpikirlah layaknya pemimpin. Bertindaklah seperti seorang pemimpin. Dan berbicaralah selevel pemimpin. Kemudian saya menyebutkan hadits Rasulullah yang berbunyi : كُلُّكمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ “Tiap-tiap kalian adalah seorang pemimpin. Dan tiap-tiap kalian akan dituntut tanggungjawab atas kepemimpinannya” (HR Bukhari Muslim dari sahabat Ibnu Umar)  Memang benar demikian! Setiap anak muda pasti berangan-angan dapat hidup senang. Hidup bahagia. Ingin punya keluarga idaman; istri dan anak-anak yang ideal. Ingin memiliki usaha atau bisnis yang hasilnya berlimpah. Ingin berteman dalam jejaring dan komunitas yang menggembirakan. Ingin hidup di tengah masyarakat dengan normal. Namun, apakah hal itu akan terwujud? Jika engkau mempersiapkan diri dari sekarang, hal itu bukanlah mustahil. Itu sebuah keniscayaan. Jika tidak mempersiapkan diri dari sekarang... Apakah mampu engkau memimpin keluargamu? Apakah bisa engkau mengelola usahamu? Apakah dapat engkau mengatur karyawan-karyawan mu? Apakah bisa engkau berbaur dan bergaul dengan masyarakat mu? Apakah mampu engkau bersahabat dengan baik? Kawan, semua hal di atas perlu bekal ilmu yang cukup. Masalah-masalah yang akan engkau hadapi sangat rumit. Persoalan hidup itu begitu banyak. Seringkali problematika dunia saling tumpang tindih. Dan itu semua harus engkau selesaikan. Kecuali jika engkau seorang pecundang yang lari dari kenyataan. Sahabat Umar bin Khatab berpesan : “Perdalamlah ilmu agama sebelum kalian (mau tidak mau) menjadi pemimpin “ (Jami' Bayan 1/366) Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib mengingatkan anak-anak dan keponakan-keponakannya : “ Pelajarilah ilmu agama! Sungguh, saat ini kalian masih anak-anak, tetapi esok hari kalian akan menjadi pemimpin”  (Jami' Bayan 1/358) Urwah bin Zubair mengingatkan ; Sungguh! Kami dahulu pun anak-anak, namun sekarang menjadi orangtua. Sungguh! Kalian saat ini masih anak-anak, tetapi di masa depan kalian akan menjadi pemimpin. Belajarlah ilmu sehingga kalian akan mampu memimpin ; (Tahdzibul Kamal 16/20) Kawan, di hadapanmu jalan terbentang. Hanya ada dua cabang. Pilihlah, antara menjadi seorang pemimpin ataukah budak. Ingatlah, sebelum memimpin orang lain -termasuk keluargamu kelak- , berlatihlah untuk memimpin dirimu sendiri. Sebelum mengatur orang lain -termasuk karyawan-karyawan mu besok- , aturlah dirimu sendiri terlebih dahulu. Aturlah pola hidupmu. Aturlah pola istirahatmu. Aturlah pola ibadahmu. Aturlah kegiatanmu. Jika tidak, engkau adalah calon budak dunia. Budak orang lain. Yang hanya menunggu diperintah dan disuruh-suruh. Mau? Lendah. Sabtu pagi 19 Juni 2021 t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

terusik musik, al quran ditinggalkan

Terusik Musik, Al Quran Ditinggalkan Musik dianggap sebagai hiburan. Menenangkan dan menentramkan. Bahkan, musik dinilai sebagai bentuk terapi emosional, mental, dan sosial. Benarkah demikian? Hampir tidak ada yang bisa selamat dari musik di zaman ini. Tak dicari, ia datang menghampiri. Berusaha dihindari, malah mengiringi. Kawan, mari kita bicara tentang sabda Nabi Muhammad. Beliau mewartakan . لَيَكونَنَّ من أُمَّتي أقوامٌ يستحِلُّون الحِرَ والحَرير، والخمرَ والمعازِف "Sungguh! Akan muncul sejumlah orang dari ummatku yang menghalalkan zina, sutera, khamer dan alat-alat musik" (HR Bukhari no.5590 secara mu'allaq dan disambung oleh at Thabrani dan al Baihaqi) Hadits di atas bukan satu-satunya yang menerangkan haramnya musik. Ibnul Qayyim (Ighatasul Lahafan) menyebut 13 sahabat yang meriwayatkan hadits haramnya musik dari Nabi Muhammad. Imam madzhab yang 4 pun mengharamkan musik. Kitab-kitab madzhab Hanafi menyatakan bahwa mendengarkan musik adalah kefasikan. Imam Malik ketika ditanya tentang musik, menjawab : "Di tempat kami (di Madinah), hanya orang-orang fasik yang melakukan" Imam Syafi'i menyebut alat musik dapat menghalangi untuk mentadaburi al Quran. Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan, " Aku tidak senang musik. Hal itu bisa menumbuhkan kemunafikan" Jelas dan ringkasnya, musik dan al Quran tak mungkin disatukan. Ibnul Qayyim (Bada'iu Tafsir 2/143) membedakan ; "Suara al Quran akan menenangkan jiwa, menentramkan dan mendamaikan nya. Sementara suara musik akan membuat jiwa resah, gelisah dan cemas" ooo___ooo Adz Dzahabi (Siyar A'lam 4/280-281) menceritakan masa lalu Zaa-dzan dan kisah taubatnya. Sebagai anak muda yang gandrung dengan musik dan nyanyian, Zaa-dzan sering diminta menghibur teman-temannya. Suaranya memang bagus dan merdu. Bukan hanya bernyanyi, Zaa-dzan pun pandai bermain alat musik. Sampai suatu hari ada yang menegurnya, "Anak muda, andai suara merdumu itu digunakan untuk membaca al Quran, dirimu adalah anak muda yang hebat" Setelah orang itu berlalu, teman-temannya memberitahu bahwa orang itu adalah Abdullah bin Mas'ud, seorang sahabat Nabi. Bergegas Zaa-dzan menyusul Ibnu Mas'ud untuk menyatakan taubat. Musik ditinggalkannya. Nyanyian dibuangnya. Berikutnya, Zaa-dzan pun berthalabul ilmi hingga menjadi ulama tabi'in. Al Hafidz Ibnu Rajab (Dzail Thabaqat Hanabilah 3/330) menggambarkan Abdurrahman bin an Nafis sebagai ahli fikih dan ulama qiraah al Quran. Siapa beliau sebelumnya? Bersuara emas dan merdu, Abdurrahman senang musik dan bernyanyi. Setelah bertaubat, beliau giat belajar al Quran, fikih dan ilmu agama lainnya. Kemampuan hafalnya dalam satu hari sebanding dengan satu bulan murid yang lain. Berbeda dengan.... Ismail bin Jami'.  Ibnu Katsir (al Bidayah 10/215) menceritakan tentangnya sebagai seorang penyanyi terkenal. Bahkan, lagu-lagu nya memiliki branding sendiri ; aliran musik Bin Jami'. Padahal... Sebelum itu, Ismail bin Jami' adalah hafiz al Quran. Allahul musta'an. Kawan, sadarilah bahwa musik dan al Quran tak mungkin disatukan. Mustahil bergabung di satu hati.  Kata Ibnul Qayyim (Ighatsatul Lahafan 1/248) : "Al Quran dan nyanyian tak mungkin disatukan dalam hati selama-lamanya. Ada kontradiksi antara keduanya" Kawan, memang tak mudah untuk meninggalkan musik. Terkadang kaki terhentak otomatis. Nada mengalir dari bibir tanpa direncana. Namun, bulatkan tekadmu! Mohonlah sepenuh jiwa kepada Allah agar membantumu! Dan...makmurkan hari-harimu dengan membaca al Quran. Selat antara Bali-Banyuwangi. 07 Juni 2021. Bakda Isya t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

karena tidur pagi bukan jalan kesuksesan

Karena Tidur Pagi Bukan Jalan Kesuksesan Tidur pagi memang sangat menggoda. Suasananya seakan mendukung. Situasinya seolah bersahabat. Mereka yang gemar, menganggap tidur pagi sebagai sebuah kenikmatan. Sayang untuk dilewatkan. .  Benarkah demikian?  Fenomena tidur pagi bagi remaja dan anak-anak muda sangat menyedihkan. Rasanya jengkel dan kesal. Namun, hendak ditumpahkan ke siapa kekesalan ini? Siapa yang siap menampung kejengkelan ini?  Ada beberapa faktor yang menumbuh-suburkan kebiasaan tidur pagi. Antara lain ; begadang hingga larut malam, bimbingan tidur dari Nabi Muhammad yang tidak dilaksanakan, ketidakpahaman tentang dampak buruk tidur pagi, dan perhatian orangtua atau pendidik yang masih kurang maksimal, barangkali perlu dibahas lebih spesifik di lain tulisan.  Kaum Salaf, menurut Ibnul Qayyim (Madarijus Salikin 1/457), tidak suka tidur pagi, terutama antara shalat subuh hingga matahari terbit.  Kenapa?   Saat-saat itu adalah kesempatan emas untuk panen pahala. Kunci dan penentu rangkaian hari terletak di pagi nya.   Waktu tersebut merupakan waktu turunnya rezeki, pembagian rezeki, dan tersebarnya berkah.   Tidak ada cerita orang sukses yang senang tidur pagi. Sukses apapun itu. Mereka yang terbiasa tidur pagi adalah orang-orang gagal. Orang-orang yang terbuang dan dibuang. Orang-orang yang hidup tanpa harapan dan tidak diharapkan.   Gemar tidur pagi merupakan aktivitas yang melekat pada sosok pemalas. Jadi, jangan marah kalau dipanggil pemalas! Jangan sakit hati bila dibilang sampah kehidupan! Sebab, engkau memang pantas disebut seperti itu. Engkau selalu tidur pagi.  Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad) menyebut teguran sahabat Ibnu Abbas yang melihat anaknya tidur di waktu pagi, “Bangunlah kamu! Apakah kamu tidur sementara waktu pagi adalah waktu pembagian rezeki?”  Urwah bin Zubair, seorang ulama tabi'in, melarang anak-anaknya tidur pagi dan berkata, "Sungguh! Jika aku mendengar seseorang itu tidur waktu pagi, maka aku pun merasa tidak suka dengannya"  Mohon maaf, kawan. Saya pun tidak suka denganmu. Kurang respek kepadamu. Tidak hormat padamu. Susah menghargaimu. Tolong jangan salahkan saya! Kebiasaanmu itu lah penyebabnya.  ooo___ooo  Sakhr bin Wada'ah al Ghamidi termasuk sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagai seorang saudagar, beliau mengaplikasikan pesan Nabi Muhammad.  Secara langsung, Sakhr mendengar Nabi Muhammad bersabda ;   اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا  “ Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi hari" (HR Tirmidzi dan dishahihkan al Albani)   Sejak mendengar itu, Sakhr selalu menggerakkan usaha dan mengelolanya mulai dari pagi-pagi benar.  Begitulah gunanya mengikuti sunnah Nabi Muhammad! Keberkahan Allah berikan.   Meskipun tentu bukan sekadar laba duniawi yang engkau kejar. Bukan sebatas untung materi yang engkau cari. Tidak tidur pagi bukan semata-mata untuk menjadi orang yang kaya raya. Mestinya berkah dari Allah yang diharapkan. Kesuksesan akhirat yang ingin dicapai. Tidak tidur pagi akan sangat membantu dalam beribadah.  Pagi hari bukan hanya berkah untuk mereka yang hendak sukses berusaha. Pagi hari juga dipilih oleh Nabi Muhammad untuk memberangkatkan pasukan perang. Melepas kekuatan militer di pagi hari dilakukan oleh Nabi Muhammad karena berkahnya.  Contohnya adalah perang Khaibar. Al Bukhari (3374) meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad menyerang penduduk Khaibar pada pagi buta. Saat itu, mereka sedang berangkat untuk berladang dengan membawa sekop dan alat-alat lainnya. Akhirnya, Khaibar pun dapat ditaklukan.  Untuk menjadi seorang jenderal perang mumpuni dan panglima besar yang disegani, tidak mungkin dengan senang tidur pagi. Semuanya dilalui dengan latihan-latihan keras dan pendidikan yang ketat. Jangankan di pagi hari, bahkan saat dini hari pun latihan-latihan dilakukan. Tidak mengenal lelah. Tidak berpikir dapat istirahat. Tak mungkin seorang prajurit hebat dan ksatria perwira terlahir dari orang-orang yang suka tidur pagi!  Sama juga dengan ulama, pewaris para nabi. Mereka menjadi ahli agama, ahli fikih, ahli hadits dan ahli ilmu lainnya bukan dengan tidur pagi. Sejak sebelum fajar menyingsing, mereka telah berpacu dengan waktu dan berlomba dengan nafas untuk mendatangi majlis-majlis ilmu. Tak ingin terlambat. Tak mau duduk di shaf belakang.   Menjadi orang pintar agama, hafiz al Qur'an, ahli fikih dan pewaris ilmu para Nabi, tidak mungkin berlaku bagi engkau yang suka tidur pagi.   Kamu suka tidur pagi terus berharap digolongkan dalam barisan para ulama di hari kiamat kelak? Kamu senang tidur pagi lalu bercita-cita membela Islam? Kamu selalu tidur pagi kemudian ingin hidup mulia? Tolonglah bercermin pada diri sendiri.  Ibnul Qayyim (Zaadul Ma'ad 4/222) menukil bait syair seorang pujangga :   أَلَا إِنَّ نَوْمَاتِ الضُّحَى تُورِثُ الْفَتَى ... خَبَالًا وَنَوْمَاتُ الْعُصَيْرِ جُنُونُ  Sadarilah! Sungguh, tidur pagi mewariskan kebodohan untuk pemuda  Adapun tidur sore hari membuatnya seperti orang gila  Baca juga tentang Hukum Tidur Pagi Setelah Shubuh Malam Sabtu 04.Juni.2021 di Lendah. t.me/anakmudadansalaf
4 tahun yang lalu
baca 4 menit