Salafy Temanggung
Salafy Temanggung oleh Abu Ubay Afa

khutbah jum’at : keajaiban istighfar: pintu rezeki dan ketenangan hati

12 hari yang lalu
baca 9 menit
Khutbah Jum’at : Keajaiban Istighfar: Pintu Rezeki dan Ketenangan Hati

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa dalam arti yang sesungguhnya, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dengan penuh keikhlasan dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh rasa takut. Hanya dengan bekal takwa inilah kita akan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan keselamatan abadi di akhirat kelak.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Setiap manusia, tanpa terkecuali, adalah makhluk yang tidak pernah luput dari salah dan dosa. Inilah fitrah kita sebagai insan. Sebaik-baik manusia bukanlah yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi no. 2499).

Dan pintu taubat yang paling agung adalah melalui istighfar, yaitu permohonan ampun kepada Allah, Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Namun, seringkali kita memandang istighfar hanya sebatas ritual lisan untuk menghapus dosa. Padahal, jika kita merenungi Al-Qur’an dan Sunnah, kita akan menemukan bahwa istighfar memiliki keajaiban yang luar biasa. Ia bukan hanya sekadar penghapus dosa, tetapi juga kunci pembuka pintu-pintu kebaikan duniawi yang sering kita cari: kelapangan rezeki dan ketenangan hati.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah,

1. Istighfar Adalah Kunci Pembuka Pintu Rezeki

Banyak di antara kita yang bekerja keras banting tulang dari pagi hingga petang, merasa cemas akan rezeki esok hari, dan gelisah karena utang yang melilit. Kita mencari solusi ke sana kemari, namun seringkali kita melupakan solusi langit yang telah Allah janjikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala, melalui lisan Nabi Nuh ‘alaihissalam, telah memberikan resep yang sangat jelas bagi siapa saja yang menginginkan kelapangan rezeki.

Allah berfirman dalam Surat Nuh, ayat 10 hingga 12:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ﴿١٢﴾

Artinya:

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (10), niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (11), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (12).” (QS. Nuh: 10-12)

Subhanallah! Perhatikanlah janji Allah dalam ayat ini. Dengan memperbanyak istighfar, Allah menjanjikan lima hal yang luar biasa:

  • Maghfirah (Ampunan): Dosa-dosa kita diampuni.
  • Hujan Lebat: Tanda keberkahan dan kesuburan, yang merupakan sumber kehidupan dan rezeki.
  • Harta yang Melimpah: Allah akan membukakan pintu rezeki dan memperbanyak harta kita.
  • Keturunan yang Banyak: Diberikan anak-anak sebagai penyejuk mata dan penerus generasi.
  • Kebun dan Sungai: Simbol kemakmuran, kesejahteraan, dan kenikmatan hidup.

Janji ini bukanlah janji biasa. Ini adalah janji dari Ar-Razzaq, Sang Maha Pemberi Rezeki. Jika kita yakin kepada Allah, maka kita harus yakin pula pada janji-Nya ini.

Hadirin yang Berbahagia,

Keajaiban istighfar ini terbukti dalam sebuah kisah masyhur dari seorang ulama salaf, Imam Hasan Al-Basri rahimahullah. Suatu hari, datanglah seseorang kepada beliau mengeluhkan paceklik dan kekeringan yang melanda. Imam Hasan menasihatkan, “Perbanyaklah istighfar.”

Tak lama kemudian, datang orang kedua yang mengeluhkan kemiskinan dan kefakiran hidupnya. Imam Hasan kembali memberikan nasihat yang sama, “Perbanyaklah istighfar.”

Lalu, datang orang ketiga yang mengeluhkan karena ia belum juga dikaruniai anak setelah lama menikah. Sekali lagi, nasihat Imam Hasan tetap sama, “Perbanyaklah istighfar.”

Salah seorang murid beliau yang menyaksikan hal itu menjadi heran dan bertanya, “Wahai Imam, tiga orang datang dengan tiga keluhan yang berbeda, tetapi mengapa engkau memberikan satu jawaban yang sama untuk mereka semua?”

Imam Hasan Al-Basri tersenyum lalu menjawab, “Apakah engkau tidak membaca firman Allah?” Kemudian beliau membacakan Surat Nuh ayat 10-12 yang tadi telah kita dengar bersama. (Kisah ini disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya, Jami’ li Ahkam al-Qur’an, saat menafsirkan ayat-ayat ini).

Kisah ini mengajarkan kita bahwa istighfar adalah solusi universal untuk berbagai problematika kehidupan, terutama yang berkaitan dengan rezeki dan keberkahan.

2. Istighfar Adalah Sumber Ketenangan dan Kekuatan Hati

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah,

Selain sebagai pembuka pintu rezeki, istighfar adalah obat mujarab untuk hati yang gundah, jiwa yang gelisah, dan pikiran yang kalut. Di zaman yang serba cepat ini, banyak orang mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Mereka mencari ketenangan dengan berbagai cara, namun seringkali ketenangan itu hanya sesaat.

Islam menawarkan solusi terbaik untuk ketenangan jiwa, yaitu dengan kembali kepada Allah melalui istighfar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia yang paling mulia dan dijamin masuk surga, beliau beristighfar kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Jika beliau saja demikian, bagaimana dengan kita yang bergelimang dosa?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

Artinya:

“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar (melazimkan istighfar), niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan, kelapangan dari setiap kesedihan, dan akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud no. 1518 & Ibnu Majah no. 3819)

Hadits ini adalah kabar gembira yang luar biasa!

Dari setiap kesempitan, ada jalan keluar. Masalah serumit apapun, istighfar bisa menjadi kuncinya.

Dari setiap kesedihan, ada kelapangan. Hati yang sempit karena masalah akan dilapangkan oleh Allah. Inilah hakikat ketenangan hati.

Diberi rezeki dari arah yang tidak terduga. Ini adalah puncak dari tawakal, di mana pertolongan Allah datang saat kita merasa semua pintu telah tertutup.

Namun, istighfar yang dimaksud bukanlah sekadar ucapan “Astaghfirullah” di lisan. Istighfar yang sejati adalah yang lahir dari hati yang penuh penyesalan, diiringi dengan tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa tersebut, dan jika dosa itu berkaitan dengan hak sesama manusia, maka wajib untuk menyelesaikannya. Inilah taubat nasuha yang akan mendatangkan keajaiban-keajaiban tersebut.

Maka, marilah kita jadikan lisan kita basah karena istighfar. Di saat bekerja, di saat berkendara, di saat senggang, bahkan di saat menghadapi masalah, penuhilah waktu kita dengan permohonan ampun kepada Allah. Yakinlah, setiap lafaz istighfar yang tulus akan menghapus satu dosa, mengangkat satu derajat, dan membuka satu pintu kebaikan bagi kita.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah,

Pada khutbah yang kedua ini, marilah kita kembali menguatkan tekad dan memperbarui semangat kita untuk menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa melazimkan istighfar. Kita telah memahami bahwa istighfar bukan hanya sekadar penggugur dosa, tetapi ia adalah ibadah agung yang menjadi kunci pembuka gerbang rezeki, sumber kekuatan, dan penawar mujarab bagi kegelisahan hati.

Mungkin di antara kita ada yang merasa dosanya terlalu banyak, sehingga ragu apakah Allah akan mengampuninya. Mungkin ada yang merasa masalahnya terlalu berat, sehingga berputus asa dari pertolongan-Nya. Ketahuilah wahai saudaraku, prasangka buruk kepada Allah adalah bisikan setan. Pintu ampunan Allah jauh lebih luas dari dosa-dosa seluruh penduduk bumi. Dengarkanlah seruan penuh kasih sayang dari Tuhan kita dalam Al-Qur’an:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya:

“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'” (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini adalah undangan terbuka dari Allah bagi kita semua. Sebesar apapun dosa kita di masa lalu, selama nyawa belum sampai di kerongkongan, pintu taubat dan istighfar selalu terbuka lebar.

Bahkan, Allah begitu gembira dengan taubat seorang hamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ

Artinya:

“Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat kepada-Nya, melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian yang berada di atas kendaraannya di padang pasir lalu kendaraannya itu hilang.” (HR. Bukhari no. 6309 & Muslim no. 2747)

Subhanallah! Allah, Rabb semesta alam, tidak membutuhkan kita sedikitpun, namun Dia begitu gembira ketika kita kembali kepada-Nya. Rahmat manakah yang lebih agung dari ini?

Maka, jangan pernah menunda-nunda istighfar. Jadikanlah ia wirid harian kita. Ajarkanlah kepada keluarga kita. Basahi lisan kita dengan sayyidul istighfar di pagi dan petang hari. Insya Allah, dengan melazimkan istighfar yang tulus, Allah akan mengangkat segala kesulitan kita, melapangkan hati kita, memberkahi rezeki kita, dan mengumpulkan kita semua di dalam surga-Nya.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّنَا لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنَا وَنَحْنُ عَبِيدُكَ وَنَحْنُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْنَا نَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْنَا نَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيْنَا وَنَبُوءُ بِذُنُوبِنَا فَاغْفِرْ لَنَا فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ الَّذِينَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَا.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا، وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

أَقِمِ الصَّلَاةَ.